Kamis, 17 Juni 2010

Melihat dari Sisi Lain

Selama ini saya selalu memandang bahwa kehidupan saya ini biasa aja. Datar. Flat bak televisi layar datar. Gak pernah ada yang istimewa di hidup saya. Saya mahasiswa biasa, hidup di lingkungan yang biasa, berteman dengan orang-orang biasa (maaf ya teman-teman, kalian gak biasa kok, tapi istimewa. :D), hidup di keluarga biasa, dan menjalani kehidupan yang biasa. Tanpa prestasi berarti, tanpa sesuatu yang istimewa. Pernah sih saya dapet prestasi waktu saya masih duduk di bangku esde. Saya jadi juara pertama Lomba Baca Puisi se-Kecamatan. Hahahaha. That's all. Gak lebih. :D

Terkadang, saya selalu merasa iri melihat kehidupan orang lain. Mereka dikaruniai wajah yang rupawan, harta yang melimpah, keluarga yang menyayangi mereka, teman-teman yang luar biasa, prestasi segudang, kebahagiaan yang tak terputus, hingga akhirnya membuat saya tidak bersyukur. Hufft, mungkin saya terlalu sering melihat ke atas, bukan ke bawah. Padahal masih banyak orang yang lebih tidak beruntung daripada saya. >_<

Hari ini saya tercengang, karena ternyata ada seorang teman saya yang menganggap hidup saya "luar biasa". Dikelilingi oleh teman-teman yang menyayangi saya, keluarga yang wonderful, smart, soleh juga. Whew! Itu kata teman saya loh, bukan kata saya. hehehe. Saya terkejut juga, sekaligus merasa senang ada yang menilai saya seperti itu. Karena ternyata ada yang memandang kehidupan saya luar biasa. Padahal selama ini saya memandang kehidupan teman saya itu sangat menyenangkan. Dengan harta yang berkecukupan, rumah mewah, mobil mewah, keluarga yang menyayangi dia. Tapi ternyata dia malah iri pada kehidupan saya. Dari sana saya jadi belajar sesuatu. Ternyata harta memang tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Dan ternyata, kalau kita bisa melihat segala sesuatu dari sisi yang lain, kita bisa menemukan keindahan di baliknya. Saya yang menilai kehidupan saya biasa saja, ternyata dipandang sebaliknya oleh teman saya.

Intinya adalah, mensyukuri apa yang telah Tuhan anugerahkan kepada saya. Karena betapapun sederhananya, begitu biasanya kehidupan saya, itu adalah sesuatu yang harus saya hargai. Karena orang-orang di belahan dunia lain sana, belum tentu seberuntung saya. Jangan terlalu sering melihat ke atas, nanti tersandung lalu jatuh. Sering-seringlah melihat ke bawah, karena kita pasti akan menemukan pelajaran berharga dari sana.

Jadi keingetan judul lagu D'Masiv, Jangan Menyerah
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik


Ok. Just do the best till now! ^__^


NB.
10 hari lagi ulang tahun saya. Waoow. Umur saya berkurang lagi 1. Huhuhu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar