Senin, 28 Juni 2010

mengulang tahun

Kemarin, 27 Juni 2010, saya genap berusia 23 tahun. Phew~! Semakin menua saja saya. Semakin berkurang juga jatah hidup untuk saya di dunia ini. Saya merasa belum memberikan sesuatu untuk dunia. Kalau boleh saya meminta, saya ingin hidup hingga 1000 tahun lagi. Hahaha,lebay. Yang pasti, saya ingin hidup sampai tua nanti. Saya ingin melahirkan keturunan, lalu melihat mereka tumbuh besar. :"> Hehehe.

Tuhan,
Beri aku waktu lebih banyak lagi di dunia ini.
Lalu, seperti doaku yang kemarin, aku meminta bahagia. Bahagia untukku (ini demi egoku), untuk kedua orangtuaku, untuk sahabat-sahabatku.

Amin.
-ulangtahun keduapuluhtiga-

How Did I Fall in Love With You - Backstreet Boys

Remember when, we never needed each other
The best of friends like
Sister and Brother
We understood, we'd never be,
Alone

Those days are gone, and I want you so much
The night is long and I need your touch
Don't know what to say
I never meant to feel this way
Don't want to be
Alone tonight

chorus:
What can I do, to make you mine
Falling so hard so fast this time
What did I say, what did you do?
How did I fall in love with you?

I hear your voice
And I start to tremble
Brings back the child that, I resemble

I cannot pretend, that we can still be friends
Don't want to be,
Alone tonight

chorus:
What can I do, to make you mine
Falling so hard so fast this time
What did I say, what did you do?
How did I fall in love with you?

Bridge:
Oh I want to say this right
And it has to be tonight
Just need you to know, oh yeah

I don't want to live this life
I don't want to say goodbye
With you I wanna spend
The rest of my life

chorus:
What can I do, to make you mine
Falling so hard so fast this time
What did I say, what did you do?
How did I fall in love with you?

What can I do, to make you mine
Falling so hard so fast this time
Everything's changed, we never knew

How did I fall, in love, with you?

...

Dari Hari Ke Hari Bunuh Diri Pelan-Pelan

Jumat, 25 Juni 2010

And it's BROKEN!



AHA!
aku patah hati.

remuk redam. hancur.
mungkin harus kulem lagi semua potongannya. meski takkan lagi sempurna.

tambal sana tambal sini.
ah,
yang penting bisa merekat kembali.

membanjir

"perpisahan itu ada untuk kita belajar menghargai, untuk mengetahui seberapa penting arti dirinya, ketika dia pergi..."

entah kenapa belakangan ini saya gampang sekali menangis.

ah ya,
saya tau..
saya memang cengeng.

Selasa, 22 Juni 2010

Sephia-Raafi's Part

“Raafi!!” teriak Sephia saat melihat sosok Raafi berdiri di tepi pantai. Tatapannya kosong lurus ke depan, memandang gulungan ombak yang menghitam. “Raafi!!” panggil Sephia sekali lagi. Lalu dilihatnya Raafi menoleh ke arahnya, memandangnya dengan kening berkerut.

“Ngapain kamu disini, Phy?” tanya Raafi.

Sephia mengatur nafasnya yang tersengal sehabis berlarian di atas pasir. “Justru itu yang mau Sephy tanyain sama Raafi. Raafi ngapain disini? Kenapa tadi Raafi keluar dari pestanya Tya?”

“Kamu ngapain nyusul aku kesini sih? Disini anginnya dingin, mendingan kamu balik ke pesta itu lagi,”

Sephia menggeleng kuat-kuat. “Nggak mau. Sephy mau disini nemenin Raafi,”

Raafi menarik nafas panjang. “Phy, tolong, bisa gak kamu tinggalin aku? Aku mau sendirian. Aku gak mau diganggu. Please?”

“Kenapa Raafi mau sendirian? Sephy mau kok nemenin Raafi,”

Raafi menghampiri Sephia sambil melepas jasnya. “Mendingan kamu pulang aja. Disini dingin. Aku gak perlu kamu temenin,” ujar Raafi sambil memakaikan jasnya ke pundak Sephia lalu kembali membalikkan badannya menghadap pantai.

Sephia tetap bergeming di tempatnya berdiri. Memandangi punggung Raafi yang tampak rapuh. Dadanya sesak melihat Raafi seperti itu. Ia ingin sekali mengobati luka hati Raafi, menjadi sandaran bagi Raafi, menjadi satu-satunya orang yang ada di samping Raafi. Ia tahu hati Raafi bukan untuknya, tapi ia sama sekali tak ingin pergi dari sisi Raafi, meski setiap saat mengingat hal itu dadanya seperti diremas-remas.

“Kenapa??” tanya Sephia keras-keras, hingga membuat Raafi menoleh. “Kenapa kamu pengen aku pergi dari sisi kamu?? Kenapa kamu nggak ngebiarin aku untuk ada di sisi kamu? Aku tau aku bukan siapa-siapanya kamu, tapi apa gak boleh kalau aku ingin ada di sisi kamu, mencoba untuk sembuhin luka kamu. Aku gak tahan liat kamu kayak gini! Aku gak bisa ngeliat kamu terluka kayak gini. Jadi tolong, tolong jangan usir aku. Aku cuma ingin ada di sisi kamu saat ini. Apa itu terlalu berlebihan??” teriak Sephia. Semua yang ia rasakan, semua yang ia pendam beberapa hari ini tumpah ruah, seiring dengan air matanya yang juga ikut menderas.

Raafi nampak terkejut mendengar pernyataan Sephia yang begitu tiba-tiba itu. Ia mengerutkan keningnya dalam-dalam, berusaha mengartikan apa yang baru saja Sephia katakan padanya.

“Sephy, maksud kamu apa sih? Kenapa kamu tiba-tiba ngomong gitu??”

Sephia menyeka air matanya. “Apa kamu gak sadar kalau selama ini ada seseorang yang terus mengejar punggung kamu dari belakang?? Berlari kelelahan di belakang kamu, tapi kamu gak pernah peduli. Gak pernah sekali pun menoleh ke belakang untuk sekedar melihat siapa yang mengejar kamu. Kamu juga gak pernah melambatkan langkah kamu, gak pernah ngasih kesempatan buat aku untuk menjajarkan langkahku dengan kamu.” Air mata Sephia semakin tak bisa dibendungnya. Ia juga tak mampu menahan rentetan kalimat yang terlontar dari hatinya.

“Sephia, kamu...”

“Aku emang gak sesempurna Tya. Aku memang gak bisa diandalkan. Aku memang nyusahin. Aku emang gak akan pernah bisa jadi Tya-mu. Tapi.. tapi..” Sephia menahan isakan tangisnya. “Tapi... aku sayang sama Raafi. Aku cinta Raafi. Aku gak mau pergi dari sisi kamu. Aku ingin selalu ada si sisi kamu meski aku tau hati kamu bukan buat aku. Kamu tahu, kamu tuh adalah orang paling curang di dunia. Dari hari ke hari, aku makin gak bisa tanpa kamu. Sedangkan kamu, selalu bisa tanpa aku. Jadi kalau malam ini kamu juga ngusir aku padahal aku ingin ada disini, aku gak terima!” tangis Sephia semakin kencang.

Raafi terdiam. Kepalanya sibuk mencerna kata-kata Sephia. Matanya kembali menatap horizon laut yang mulai tak kelihatan lagi karena malam semakin larut. Mendengarkan suara ombak yang berlarian perlahan menuju tepi.

“Sephy..” lirih Raafi.

Sephia mengangkat kepalanya.

“Jangan cintai aku.” Suara Raafi hampir tak terdengar.

“Kenapa??!” teriak Sephia.

“Karena mencintai aku adalah suatu kesalahan.”

“Kesalahan?”

“Kesalahannya bukan ada pada diri kamu. Tapi ada di diri aku. Seandainya aku juga bisa cinta kamu. Tapi aku gak bisa Phy. Hati aku udah lama beku, udah mati. Dan gak bisa aku bagi buat yang lain lagi.”

Sephia terisak. “Kenapa kamu gak coba untuk mencintai aku?! Padahal aku bisa memberikan apa yang gak bisa Tya berikan buat kamu!”

“Dari dulu sampai sekarang, hati aku gak pernah berubah Phy. Kalaupun aku berusaha, aku gak akan pernah bisa. Jadi kamu gak perlu memperjuangkan aku, aku gak pantas untuk diperjuangkan. Karena di otak dan di hati aku cuma ada satu nama. DIA.”

“Kenapa kamu begitu egois?? Memangnya kamu gak tau kalo di otakku pun cuma ada kamu. Memangnya kamu gak tau kalau sebenarnya dari dulu pun aku sudah ingin menyerah, berhenti mengejarmu. Sebetulnya aku pun benci pada hati ini karna sama sekali gak bisa ngilangin nama kamu. Aku sudah tak mampu lagi. Tapi, mengingat kamu, menangis karna kamu, terluka karna kamu, melihat kamu.... sudah menjadi kebiasaan bagiku,”

Raafi kembali terdiam. Sementara Sephia jatuh terduduk di atas pasir. Kedua tangannya menutup wajah, bahunya terguncang keras, dan air matanya tak berhenti mengalir.

“Sephy, malam ini aku kacau. Aku sendiri gak bisa nyembuhin luka hati aku. Bukannya aku gak mau kamu ada disini sama aku Phy. Tapi, kalau kamu terus ada di samping aku, mungkin akan membuat kamu semakin terluka. Jadi lebih baik, mulai sekarang kamu berhenti untuk berlari mengejar punggung aku. Karena mungkin, aku gak akan pernah melambatkan langkahku.” Raafi menghela nafas. “Kamu boleh bilang aku jahat, tapi aku hanya gak ingin membuat kamu sakit, membuat kamu menangis.”

Raafi menghampiri Sephia lalu membantu Sephia berdiri. “Phy...”

Sephia mengangkat wajahnya yang memerah dan menatap mata Raafi dengan mata yang sembab.

“Aku pergi ya,” ujar Raafi lirih. Tangannya menghapus air mata yang menetes di pipi Sephia. “Maaf.”

Lalu Raafi berlalu, meninggalkan Sephia yang berdiri mematung di tempatnya berpijak.

"Raafi!!" teriak Sephia.

Raafi tak lagi menoleh ke belakang meski didengarnya isak tangis Sephia. Ia terus melangkah, meninggalkan jejak langkah di atas pasir.

Sephia merasa hancur, patah, remuk. Dunianya runtuh. Ia ambruk lagi ke atas pasir, lalu menangis sekencangnya.


*to be continued*

-Godan High School's Project-
23 Juni 2010

Jumat, 18 Juni 2010

percakapan semalam

Tadi malam pakde saya yang datang dari Pekanbaru, dateng ke rumah. Setelah ngobrol nostalgia sama ibu (udah lama mereka gak ketemu), temu kangen ceritanya. Pas ngeliat saya, pakde saya itu ngeliatin saya terus, gak berkedip malah. Waduh! Jadi grogi. :p
Pakde: wah, sudah besar ya kamu nduk..
Saya : (senyum-senyum) iya, pakde.
Pakde: berapa umurmu nduk?
Saya : minggu depan ultah aku ultah pakde.
Ibu : (ikut nimbrung) iya tuh mas, ulang tahun Intan minggu depan. minta kado sama pakdemu tuh (sambil ngelirik ke saya)
Saya : hehehehe...
Pakde: mau minta apa kamu nduk?
Saya : ummm, apa yaa? aku sih pengennya cepet lulus kuliah pakde.
Pakde: ya itu udah sewajarnya lah. cepet lulus ato enggaknya kan tergantung kamunya juga.
Saya : (tercenung. terus kebayang skripsi saya yang udah 1 bulan dianggurin di drive D laptop saya. bab II gak maju-maju. hadoooh! >__<)
Pakde: ayooo. kamu mau minta apa buat ultah kamu?
Saya : (masih kebayang skripsi). *speechless*
Pakde: jangan-jangan kamu mau minta kawin, lagi??
Ibu : buahahahahaha! (mendadak tertawa)
Saya : WEW!! hahaha(ikutan ketawa juga akhirnya)

Nikah??
Humm, perlu pemikiran matang lagi. Lulus kuliah aja belom! Phew!
Ayo ah, kasian skripsi saya udah jamuran gak disentuh-sentuh. GO SKRIPSI GO!!!

ruang ruang

Ada resah saat kamu ada ataupun tiada. Ada senyum mengurai tawa saat waktu membersamai kita, aku dan kamu. Entahlah apa yang ada di kepalamu saat kita saling menatap. Ada yang tersirat, memang, meski ruang kosong memisahkan kita begitu jauhnya. Kamu di ujung sana, dan aku di ujung lainnya. Tapi aku sama sekali tidak dapat menerjemahkan sorot matamu ke dalam kata-kata. Mungkin, memang hanya waktu saja yang akan menuntaskan semua cerita sekisah kita. Karena sekali lagi, aku tak mampu melukiskan makna lengkung senyummu, yang meski segores, membuatku gelisah. Tak ada prolog, maka mungkin tak ada epilog. Semoga saja waktu lekas menjawabnya. Karena aku sudah tak bisa lagi membendung ini. Sebentar lagi mungkin akan tumpah. Membanjir.

When You're Gone - Avril Lavigne

I always needed time on my own
I never thought I'd need you there when I cry
And the days feel like years when I'm alone
And the bed where you lie
is made up on your side

When you walk away
I count the steps that you take
Do you see how much I need you right now?

When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face I came to know is missing too
When you're gone
All the words I need to hear to always get me through the day
And make it OK
I miss you

I've never felt this way before
Everything that I do
Reminds me of you
And the clothes you left
they lie on my floor
And they smell just like you
I love the things that you do

When you walk away
I count the steps that you take


Do you see how much I need you right now?

When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face I came to know is missing too
And when you're gone
The words I need to hear to always get me through the day
And make it OK
I miss you

We were made for each other
Out here forever
I know we were
Yeah Yeah

All I ever wanted was for you to know
Everything I do I give my heart and soul
I can hardly breathe, I need to feel you here with me
Yeah

When you're gone
The pieces of my heart are missing you
When you're gone
The face I came to know is missing too
When you're gone
The words I need to hear will always get me through the day
And make it OK
I miss you

Bukan Cinta Biasa - Siti Nurhaliza

Begitu banyak cerita
Ada suka ada duka
Cinta yang inginku tulis
Bukanlah cinta biasa

Dua keyakinan beza
Masalah pun tak sama
Ku tak ingin dia ragu
Mengapa mereka selalu bertanya

( chorus )
Cintaku bukan diatas kertas
Cintaku getaran yang sama
Tak perlu dipaksa
Tak perlu dicari
Kerna kuyakin ada jawabnya oh...
Andai ku bisa merubah semua
Hingga tiada orang terluka
Tapi tak mungkin
Ku tak berdaya
Hanya yakin menunggu jawapnya

Janji terikat setia
Masa merubah segala
Mungkin dia kan berlalu
Ku tak mahu mereka tertawa

Diriku hanya insan biasa
Miliki naluri yang sama
Tak ingin berpaling
Tak ingin berganti
Jiwa ku sering saja berkata

Andai ku mampu ulang semula
Ku pasti tiada yang curiga
Kasih kan hadir tiada terduga
Hanya yakin menunggu jawapan

oh cinta...




Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan.
Jangan pula tertarik kepada kekayaannya karena kekayaan dapat musnah.
Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.

*dari sumber yang gak diketahui. maaf yaa kalo ngutip. :)*

###

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

###

Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita ? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya.

###

Kamis, 17 Juni 2010

Melihat dari Sisi Lain

Selama ini saya selalu memandang bahwa kehidupan saya ini biasa aja. Datar. Flat bak televisi layar datar. Gak pernah ada yang istimewa di hidup saya. Saya mahasiswa biasa, hidup di lingkungan yang biasa, berteman dengan orang-orang biasa (maaf ya teman-teman, kalian gak biasa kok, tapi istimewa. :D), hidup di keluarga biasa, dan menjalani kehidupan yang biasa. Tanpa prestasi berarti, tanpa sesuatu yang istimewa. Pernah sih saya dapet prestasi waktu saya masih duduk di bangku esde. Saya jadi juara pertama Lomba Baca Puisi se-Kecamatan. Hahahaha. That's all. Gak lebih. :D

Terkadang, saya selalu merasa iri melihat kehidupan orang lain. Mereka dikaruniai wajah yang rupawan, harta yang melimpah, keluarga yang menyayangi mereka, teman-teman yang luar biasa, prestasi segudang, kebahagiaan yang tak terputus, hingga akhirnya membuat saya tidak bersyukur. Hufft, mungkin saya terlalu sering melihat ke atas, bukan ke bawah. Padahal masih banyak orang yang lebih tidak beruntung daripada saya. >_<

Hari ini saya tercengang, karena ternyata ada seorang teman saya yang menganggap hidup saya "luar biasa". Dikelilingi oleh teman-teman yang menyayangi saya, keluarga yang wonderful, smart, soleh juga. Whew! Itu kata teman saya loh, bukan kata saya. hehehe. Saya terkejut juga, sekaligus merasa senang ada yang menilai saya seperti itu. Karena ternyata ada yang memandang kehidupan saya luar biasa. Padahal selama ini saya memandang kehidupan teman saya itu sangat menyenangkan. Dengan harta yang berkecukupan, rumah mewah, mobil mewah, keluarga yang menyayangi dia. Tapi ternyata dia malah iri pada kehidupan saya. Dari sana saya jadi belajar sesuatu. Ternyata harta memang tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Dan ternyata, kalau kita bisa melihat segala sesuatu dari sisi yang lain, kita bisa menemukan keindahan di baliknya. Saya yang menilai kehidupan saya biasa saja, ternyata dipandang sebaliknya oleh teman saya.

Intinya adalah, mensyukuri apa yang telah Tuhan anugerahkan kepada saya. Karena betapapun sederhananya, begitu biasanya kehidupan saya, itu adalah sesuatu yang harus saya hargai. Karena orang-orang di belahan dunia lain sana, belum tentu seberuntung saya. Jangan terlalu sering melihat ke atas, nanti tersandung lalu jatuh. Sering-seringlah melihat ke bawah, karena kita pasti akan menemukan pelajaran berharga dari sana.

Jadi keingetan judul lagu D'Masiv, Jangan Menyerah
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugrah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik


Ok. Just do the best till now! ^__^


NB.
10 hari lagi ulang tahun saya. Waoow. Umur saya berkurang lagi 1. Huhuhu.

Kamis, 03 Juni 2010

Kotak Mainan: Aku dan Kamu



Ceklek!
Kubuka kotak mainanku malam itu. Terdengar lagu-lagu pembuka, mengalun ceria, membuat perasaanku melambung senang. Lalu, hei! Kulihat kau disana-di dalam kotak mainanku-tersenyum, tertawa, terpingkal. Kamu menari mengurai gerak, menyanyi mendendang lagu. Hingga tanpa sadar aku pun mulai tersenyum ketika kau tersenyum. Tertawa ketika kau tertawa.
Hup!
Kau meraih tanganku, menarikku hingga aku pun berada di dalam satu kotak yang sama denganmu. Mengajakku tertawa bersama sambil berkata, "jangan cuma nonton aja, main bareng yuk!". Aku pun tersenyum lalu menyambut uluran tanganmu.

Hari-hari yang aku lewati selanjutnya, selalu aku habiskan di dalam kotak mainan itu. Bersama kamu, saling mengejek, saling melempar canda, saling mengurai derai tawa. Hingga tumbuh berbagai rasa asa, amarah, tawa, tangis, ada juga rindu dan cemburu. Waktu 24 jam rasanya kurang banyak untuk kuhabiskan denganmu. Karena begitu banyak lagi rasa, cerita, dan kisah yang ingin aku bagi dengan kamu.

Malam yang melarut pun tak kupedulikan lagi bila aku sama kamu. Bahkan hingga ayam berkokok menandakan pagi, aku tak mau lekas beranjak dari kotak itu. Karena seluruh waktu aku hanya ingin aku habiskan untuk membersamaimu.

Terkadang kamu membawaku ke tempat-tempat baru. Membawakanku mainan baru. Membelikanku permen dan coklat. Bahkan memberiku bunga. Tapi terkadang kamu juga mengenalkanku pada pangeran lain dalam kotak mainan itu. Padahal kamu sendiri tahu, tak ada pangeran lain dalam dunia kita yang aku inginkan, selain kamu. Padahal kamu sendiri tahu bahwa hanya kamu yang aku inginkan dalam dunia kecil kita.

Kamu tahu, kebersamaan kita di dalam kotak itu telah membawa sebuah perasaan baru di hati aku. Kamu tahu perasaan apa itu?? Takut. Aku takut kalau suatu saat nanti kamu akan hilang. Aku takut kalau aku tak bisa mendapati lagi suara tawamu, derai candamu. Kalau suatu saat kamu harus pergi dari kotak itu, lalu hilang tanpa jejak. Menghilang dihembus angin.. Kemana lagi aku bisa mencari kamu??
Sedang kamu punya punya dunia lain, dimana disana tiada aku. Dunia yang sama sekali berbeda dengan kotak mainan kita. Aku tak mungkin bisa masuk kesana. Bahkan tak akan pernah bisa masuk kesana.

***

Hari ini,
Ketakutanku ternyata terbukti. Kamu tiba-tiba saja bilang kalau kamu harus pergi.
Tak akan lagi berada dalam kotak itu. Dunia imajinasiku runtuh seketika. Kalau kamu tak ada lagi, dengan siapa lagi aku bisa mengurai tawa? Dengan siapa lagi aku bisa berbagi keluh kesah?

Kalau kamu tak mau bermain bersama lagi dalam kotak itu. Maka selamanya aku pun tak akan lagi membuka kotak mainan itu.
Biarlah kotak itu jadi barang warisan saja. Benda kenangan yang memuat berbagai macam rasa di dalamnya. Kalau perlu museumkan saja sekalian. Biar orang lain bisa juga merasakan kenangan yang pernah tercipta di dalam kotak mainan kita.

Huff,
Sudahlah.
Mungkin hari ini memang sudah saatnya aku menutup kotak mainan itu.
Biar tak ada lagi cerita.

Ceklek!

Kunci rapat kotak itu. Lalu buang jauh-jauh kuncinya.

Bye. I'll miss you so.