Jumat, 30 Desember 2011

Angin Rindu

You give me something
That makes me scared alright
This could be nothing
But I'm willing to give it a try
Please give me something
Because someday I might know my heart

-You Give Me Something - James Morrison-


Setiap kali mendengar lagu itu, aku melayang melewati fase-fase waktu yang menyimpan kisah-kisah. Angin rindu menghembus perlahan, menembus dinding-dinding hati yang lama tak berpenghuni. Kalau kunyanyikan namamu, akankah kau membersamaiku disini? Ini rindu. Tak lama lagi mungkin meledak.

Year End's Daydream




Entahlah, setiap menjelang akhir tahun, saya jadi galauuuuuuuu!
"SAYA GALAAAU!!!" #teriak kenceng pake TOA mesjid#

Guess why?
Ah, mungkin beberapa orang mengalami kegalauan yang sama dengan saya. Yap! Ini tentang resolusi.
Kemarin, saat saya membuka-buka diari usang saya dan membaca resolusi yang saya buat setahun lalu, saya jadi terdiam. Hufft, banyak ternyata yang belum terwujud.

Sepertinya saya harus memunguti kepingan-kepingan mimpi saya, lalu menyatukannya lagi.
Maunya saya apa?
Mimpi saya apa?
Cita-cita saya apa?
Harapan terbesar saya apa?

Apa saya sudah bisa mencapainya di tahun ini??
Belum.
Apa saya harus menyimpannya lagi dalam kotak mimpi??
Tidak.
Karena waktu terus berjalan, sementara saya masih jalan di tempat. Tidak berusaha untuk mengejar mimpi saya. Kalau saya berhenti disini, maka mimpi itu akan semakin jauh untuk saya kejar.

Saatnya untuk menentukan pilihan. Bersikap tegas terhadap semua mimpi saya. Kalau tidak, saya mungkin akan mengalami penyesalan lagi, seperti yang sudah-sudah..
Wujudkan mimpi yang sekarang ada di depan mata.
Tutup mata telinga pada semua yang membuat saya teralih lagi dari mimpi ini.

It's time to change!

@kamartempatmengkhayal

Kamis, 29 Desember 2011

(Book) Waktu Aku Sama Mika



Sampai saat ini, saya gak pernah bosen baca buku berjudul "Waktu Aku Sama Mika"
Buku ini membuat saya mengerti, ternyata begitu banyak bentuk cinta di dunia..
Bahkan cinta yang dikemas dalam kata-kata sederhana seperti yang ditulis dalam buku ini.

Buku ini membuat saya menangis, tersenyum, bahkan tersenyum karena merasakan cinta yang begitu manis.
Saya pernah merasanya, dan gak tau kenapa saat ini saya jadi melow, ingin merasanya lagi.. Merindu..

Tapi, sekarang bukan saat curcol, karna saya cuman pengen ngutip kata-kata bagus dari buku itu..
^__^v

Selasa, 3 Oktober 2006 @ 15.53 WIB
Tuhan Ada Berapa?


"Mika, sebenarnya Tuhan itu ada berapa?"

"Ada satu, sugar..."

"Kalau cuma ada satu, kenapa aku dan kamu panggil Tuhan dengan nama yang berbeda?"

Mika tersenyum.

"Begini sugar... Namamu Indi, kan? Tapi ibumu panggil kamu kakak... Dan aku, panggil kamu sugar.
Menurut kamu, Indinya jadi ada berapa?"

"Tetap satu!"

"Tuhan juga seperti itu, sugar... Apapun nama yang kita pakai untuk menyebut Dia, Tuhan tetap satu..."

Aku tersenyum. Mengerti.

Mika pintar!


Senin, 13 November 2006 @ 16:14 WIB
Untuk Tuhan


Tuhan, Kau pasti masih ingat aku, kan?
Aku anak perempuan yang meminta agar bisa berlari.
Tapi itu tiga tahun lalu.
Sekarang aku tidak mau lagi.

Tuhan, bisakah Kau tolong aku?
Tolong ingatkan Mika agar minum obatnya.
Agar dia tetap sehat...
Ketika aku bertemu dengannya lagi di surga.

Terima kasih, Tuhan...



Senin, 2 Oktober 2006 @ 21:54 WIB
Makan Kesukaan


"Sugar, apa makanan kesukaan kamu?"
"PIZZA! Kalau kamu apa, Mika?"

"Aku suka pinggiran pizza yang enggak kamu makan, sugar..."


Selasa, 12 September 2006 @ 14:32 WIB
Malaikat yang Pelupa


Mika itu malaikatku...
Tapi dia pelupa...

Mika lupa pakai sayap malaikatnya...

Sekarang mika lagi ambil sayapnya...
Di surga...


Ah! Nulisnya lagi bikin saya jadi galau..
Lengkapnya baca aja sendiri bukunya yaaa...

@kamartempatmalesmalesan

Rabu, 14 September 2011

Fan Fiction Holic :)


Akhir-akhir ini saya lagi demen banget nulis FF. Tau kan apa itu FF? As known as, Fan Fiction :)
Cerita fiksi yang main castnya adalah idol ato artis yang kita sukai. Yah, itu sih definisi dari saya yaaa. Hehehe.

Jadi di postingan saya malem-malem ini, saya pengen ngeshare FF yang saya bikin dan saya publish di facebook. Ehem, tapi bukan di facebook asli saya :p

FF saya yang ini umm, genrenya Romance. Daaan, karna sekarang saya lagi sukaaaaa banget sama Eeteuk a.k.a Leeteuk a.k.a Teukie-nya Super Junior (tendang dulu Donghae :p #mianhae oppa), jadi tokoh utamanya adalah Teukie oppa a.k.a Teukppa.
Nahh kan daripada banyak cingcong, just cekidot!! :D




Because I Miss You [One Shoot]

Cast           : Eeteuk as himself
                     Readers as me
Genre         : Romance / readers sendiri yang nentuin #wink
Length        : One Shoot
Soundtrack : Tears Are Falling, by Shin Jae


***

Aku menatap langit sore ini, menatap gumpalan awan biru yang perlahan berubah warna menjadi jingga. Pertanda matahari dan bulan akan segera bertukar tempat.
Aku mencintaimu.
Kata-kata itu terngiang lagi di telingaku. Tidakkah kau tahu kalau aku juga mencintaimu? Menyesal sekali aku tidak sempat mengatakannya sungguh-sungguh padamu. Kalau saja bukan karena keegoisanku, mungkin kau tidak akan pergi secepat ini. Aku mengehela nafas.

Kemarin di tempat ini  kau memelukku dari belakang saat aku sedang menatap senja. Ya, posisinya sama persis seperti ini. Tapi bedanya, hari ini kau sudah tidak disini untuk memelukku. Di telingaku, kau menyanyikan lagu-lagu romantis yang membuatku terbuai, membuatku semakin ingin memelukmu dan tidak ingin melepasmu. Pelukanmu mengalirkan kehangatan, yang ingin aku simpan selamanya. Berkali-kali kau mengatakan kalau kau mencintaiku, dan aku tak pernah merasa bosan mendengarnya. Ah, sayangnya pagi terlalu cepat datang. Aku terbangun dan langsung menangis karena tahu itu hanya mimpi.

Aku merindukanmu, kau tahu.

Rasanya jantungku hampir meledak setiap kali aku mendengar namamu. Tak cukup rasanya hanya memandangi fotomu dalam bingkai. Aku rindu melihatmu muncul di bawah jendela kamarku. Melambaikan tanganmu dengan senyum favoritku. Senyum yang selalu berhasil menghilangkan semua gelisahku dalam situasi sesulit apapun. Aku rindu dirimu yang selalu menyelipkan coklat di saku bajumu dan menyuapkannya padaku meski aku berusaha mati-matian menolaknya. Katamu coklat baik untuk menambah staminaku, kataku coklat bisa membuatku gendut. Ah, aku rindu pertengkaran kecil itu.

Sebenarnya kau dimana sekarang?
Apa kau bahagia?

Awas saja kau, kalau kau berani muncul lagi di pintu pagar rumahku, aku akan langsung berlari memelukmu, lalu mengikatmu di dalam kamarku supaya kau tidak pergi lagi dari sisiku. Masih ada yang belum aku sampaikan padamu, tahu.
Aku belum pernah benar setiap kali menyampaikan perasaanku. Aku ingin menatap matamu, memegang tanganmu, dan mengatakan kalau aku benar-benar mencintaimu.

Kembalilah, ya.

Tolong jangan buat aku menunggu terlalu lama.

***

“Aku suka matamu, aku suka bulu matamu, aku suka hidungmu, aku suka bibirmu, aku suka dagumu,” ujar Teukie oppa. Saat mengatakannya, ia menyentuhkan jari telunjuknya pada bagian yang ia sebutkan.
Aku tersenyum. “Apa oppa begitu menyukaiku?” tanyaku manja.
Ia tersenyum kemudian mengangguk. “Ya, aku menyukai semua hal tentangmu. SEMUANYA. Tanpa terkecuali,” jawabnya. Ia menyentuhkan hidungnya ke hidungku. “Aku mencintaimu,”

Mataku berbinar. Aku selalu terpesona setiap kali Teukie oppa mengatakan kalau ia mencintaiku. Saat itu kami berdua sedang berbaring di atas rumput di taman dekat danau Cheonji. Angin musim gugur berhembus perlahan saat oppa menatapku lembut.
“Apa oppa tidak menanyakan apa aku juga mencintai oppa?” tanyaku.
“Apa itu perlu?” Teukie oppa balik bertanya. “Berada seperti ini denganmu saja sudah cukup bagiku,”
Jeongmal?”
Ia mengangguk. “Tanpa kau katakan pun, aku sudah tahu kalau kau juga mencintaiku.” Ia tertawa geli.
Mwo? Percaya diri sekali kau.” Aku memukul dadanya, tapi ia malah memelukku. “Saranghae yo,” bisiknya. “Aku tidak peduli apapun yang kau rasakan padaku. Yang aku tahu pasti adalah perasaanku padamu. Perasaan ini, milikku yang paling berharga.”
Aku membalas pelukan Teukie oppa. Saranghae yo, oppa, bisikku dalam hati.

***

Musim dingin ini ulang tahun Teukie oppa. Aku tidak tahu harus memberi Teukie oppa hadiah apa, sementara aku sama sekali tidak mempunyai cukup tabungan untuk membelikan oppa hadiah yang bagus. Aku sudah pernah memberinya sebuah syal tahun lalu. Tahun ini aku tidak mungkin memberinya hadiah yang sama, kan?

Untung saja seorang chingu menyelamatkanku. Ia menawariku kerja paruh waktu di sebuah minimarket 24 jam. Tentu saja aku langsung menerimanya, meski dengan konsekuensi harus begadang setiap malam karena aku mendapat shift malam hingga kontrak bulananku habis. Tapi tidak apa-apa, hanya dengan cara ini aku bisa mengumpulkan tabungan. Aku menyembunyikannya dari Teukie oppa. Selalu mencari-cari alasan bila ia mengajakku kencan hingga larut malam.

Berkali-kali Teukppa menanyakan padaku mengapa aku selalu mengantuk setiap pagi atau siang hari ketika aku menemuinya. Aku hanya menjawab bahwa aku mengerjakan tugas kuliahku hingga pagi setiap hari. Dan berpura-pura mengutuk dosenku yang memberiku tugas menggunung. Teukppa percaya saja, meski aku masih dapat melihat kalau ia meragukan alasanku. Ah, akhirnya tabunganku cukup untuk membeli jam tangan yang Teukppa inginkan. Aku menenteng kotak jam tangan itu dengan riang saat keluar dari toko jam.

“Sweetheart? Gwenchana? Kau nampak pucat belakangan ini,” tanya Teukie oppa suatu hari. Ia berusaha memegang dahiku tapi aku menepisnya. Kalau ia sampai menyentuh dahiku dan mengetahui kalau aku demam, pasti ia akan khawatir. Aku tidak ingin rencanaku sampai terbongkar.

Gwenchana. Mungkin aku terlalu kelelahan karena mengerjakan tugas kuliahku,”
Teukie oppa mengerutkan dahinya. “Tapi kau tidak tampak baik-baik saja, sweetie. Biarkan aku memeriksamu ya?”
Aku menggeleng. “Gwenchana, oppa. Apa kau tidak tahu aku adalah gadis yang kuat?” aku tersenyum dipaksakan. Ya, oppa. Aku memang tidak baik-baik saja. Tapi ini demi dirimu. Kau tunggu saja, ya. Aku akan memberikan kejutan untukmu.

Malam itu adalah puncak musim dingin.  Kondisiku semakin parah, tapi aku harus masuk kerja. Entah sudah berapa ratus kali aku bersin, kepalaku pening sekali sampai rasanya kepalaku berputar-putar, dan aku merasa tubuhku menggigil.

Seorang pelanggan masuk ke tokoku malam itu. Aku membungkukkan badan dengan tenagaku yang masih tersisa, kemudian menyapanya, “Selamat datang,”
“Ternyata benar kau disini,”
Aku mengangkat kepalaku. Hampir saja aku terjatuh karena terkejut saat melihat Teukie oppa berdiri di depan counter kassa toko. “Oppa!”
“Jadi ini yang membuatmu selalu mengantuk di siang hari, selalu menghindar setiap kuajak kau meneropong bintang, dan yang membuatmu sakit beberapa hari belakangan ini?!” teriak Teukie oppa.
“Oppa, a.. aku..”
Teukie oppa berjalan mengelilingi counter dan menghampiri tempatku berdiri. “Ayo kita pulang.” Teukie oppa menarik tanganku dan menyeretku menjauhi counter.
“Ta, tapi oppa.. aku tidak mungkin meninggalkan toko begitu saja. Aku harus bekerja,”
“Berikan aku nomor telepon manajermu,”
“Oppa...”
“Cepat!”
Aku terkejut mendengarnya berteriak seperti itu. Aku belum pernah melihatnya semarah ini sebelumnya. Aku segera mengeluarkan ponselku dan mencari nomor telepon managerku kemudian menyerahkannya pada Teukppa.

Tanpa banyak bicara lagi, Teukppa langsung menelepon managerku dan mengatakan padanya bahwa aku sakit dan harus segera pulang sekarang juga. Kudengar managerku marah-marah di telepon, tapi Teukppa terus memaksa hingga akhirnya beberapa menit kemudian seorang temanku datang untuk menggantikanku. Kulihat temanku itu nampak kesal karena terpaksa harus menggantikanku. Aku berkali-kali membungkuk dan meminta maaf padanya.

Teukppa membawaku ke rumahnya malam itu, karena rumahnya yang terdekat dari toko tempatku bekerja, sementara aku sudah hampir pingsan di jalan. Sesampainya di rumah, ia langsung membaringkanku di tempat tidurnya, menyelimutiku, kemudian mengompres dahiku.
“Tidurlah,” katanya sambil mengusap lembut punggung tanganku.
Ia sama sekali tidak menanyakan apa-apa lagi padaku, meski tampaknya ia sangat marah dan ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kulihat sejak pulang dari toko tadi dahinya terus menerus berkerut, menahan amarahnya. Tapi ia diam saja, malah merawatku dan menjagaku sepanjang malam di samping tempat tidur. Dan tangannya terus menggenggam tanganku hingga pagi.

Pagi harinya ketika aku membuka mata, aku melihat Teukppa tertidur di samping tempat tidurku. Wajahnya yang tersorot sinar matahari pagi itu seperti malaikat. Ya, ia memang malaikatku. Aku benar-benar mencintainya, tidak ingin ia pergi dari sisiku. Aku menyingkapkan rambutnya yang menutupi dahinya, kemudian perlahan-lahan bangkit dari tidurku dan mencium keningnya.
Teukppa membuka matanya saat aku menciumnya. Membuatku sedikit terkejut.
“Oppa..”
“Kau sudah bangun?” tanya Teukppa. Ia duduk kemudian memegang dahiku. “Apa kau sudah merasa baikan?”
Aku mengangguk. “Gomawo, oppa,”
“Kau tunggu sebentar, ya. Aku akan membuatkanmu bubur.” Teukppa bangkit dari duduknya, tapi aku langsung menarik tangannya.
Chakkaman, oppa.”
“Ada apa lagi? Aku ak..”
“Pssst...” Aku meletakkan jariku di bibirnya. Lalu aku mencium pipinya. “Saengil chukkae, oppa.”
Teukppa menatapku tak percaya. “Apa hari ini hari ulang tahunku?” ia bertanya. Manis sekali.
Aku mengangguk-anggukkan kepalaku. “Aku tahu kau pasti lupa.” Aku tersenyum geli.
Ia tersenyum. “Gomawo. Karena selalu mengingat hari ulang tahunku, padahal aku sendiri tidak pernah mengingatnya,”
“Aku punya hadiah untuk oppa,” kataku antusias.
Teukppa mengerutkan dahinya.
“Dimana kau menyimpan tasku, oppa?” tanyaku.
Teukppa bangkit dan kembali dengan membawa tasku.
Aku mengeluarkan kotak hitam dengan pita merah di atasnya, kemudian menyodorkannya pada Teukppa. “Cang cangg~~! Ini hadiahmu, oppa.”
“Oh, Tuhan. Jangan bilang kau bekerja paruh waktu hanya untuk membelikanku ini,”
Aku mengangguk ketakutan. Takut Teukppa akan memarahiku. “Mian. Apa oppa marah?”
“Aku benar-benar tidak akan memaafkanmu kali ini,”
“Oppa! Kumohon jangan marah padaku.” Aku menarik-narik ujung bajunya.
“Aku akan memaafkanmu asal kau berjanji satu hal,”
“Apa?” tanyaku.
“Kau harus berhenti bekerja saat ini juga. Dan berjanji tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini lagi,”
“Apa membelikan hadiah untukmu kau bilang hal bodoh? Aku sungguh-sungguh ingin memberikanmu sesuatu, oppa!”
“Dengar, aku tidak butuh apapun darimu. Aku tidak mengharapkan hadiah apapun darimu. Yang kubutuhkan hanya dirimu, araseo?”
Aku menundukkan kepalaku. Merasa serba salah.
Mianhae. Seharusnya aku tidak marah padamu.” Teukppa mengangkat daguku. “Aku hanya tidak ingin kau berkorban sampai seperti ini hanya karena aku,”
“Lalu hadiahnya..” aku menatap kotak di tanganku dengan sedih. Kalau sudah begini sepertinya Teukppa tidak mau menerima hadiah ini.
“Karena kau sudah membelikannya untukku, maka aku harus menerimanya, kan?” Ia mengambil kotak itu dari tanganku.
Aku tersenyum cerah. “Gomawo oppa!” Aku merangkul lehernya. “Saengil Chukkae!!”
Teukie oppa melepaskan pelukanku. “Aku yang seharusnya berterima kasih,” ujarnya sambil mencium bibirku sekilas.
Aku menutup bibirku. “Oppa, nanti kau bisa tertular,”
“Aku tidak peduli.” Teukppa menarik tangan yang menutup bibirku, kemudian kembali menciumku lama. Lembut dan hangat.

***

Oppa, seandainya kau tahu, saat itu aku sangat berterima kasih pada Tuhan, karena telah mengirimkan malaikat kecilnya untuk menjagaku, melindungiku, dan mencintaiku. Andai waktu itu masih ada Oppa, aku akan mengatakan padamu beribu-ribu kali bahwa aku mencintaimu. Sampai kau akan bosan mendengarnya.

Aku mencintaimu.
Aku mencintaimu.
Aku mencintaimu.
Aku mencintaimu.
Aku mencintaimu.
Aku mencintaimu.
Aku mencintaimu.
Aku mencintaimu.
Aku mencintaimu.
Aku mencintaimu.

Apa kau mendengarku, oppa? Aku mengatakan bahwa aku mencintaimu. Bukankah kau bilang kalau aku mengatakannya maka kau akan segera datang lalu memelukku? Kenapa sampai sekarang kau belum juga muncul? Bukankah kau tidak pernah berbohong padaku, oppa?
Ah ya, aku tahu. Kau kan malaikat, oppa. Dan kau ini malaikat yang pelupa. Pasti saat ini kau sedang mengambil sayapmu yang tertinggal di surga, ya? Cepat kembali ya, oppa. Aku menunggumu.

Aku meletakkan seikat bunga lili putih di atas nisannya, kemudian berjalan pelan pulang.

Jangan lupa untuk pulang ya, oppa. Karena aku menunggu. Kau paling tidak suka membuatku menunggu, kan?

*FIN*

 Tears are falling again
Filled in my heart with you
It becomes painful tears 

Tears are falling
Because I love you
But, even you are by my side like this
There's the words I couldn't say

I love you


Note:
Oppa               : panggilan pada kakak laki-laki
Jeongmal          : sungguh
Mwo?!             : apa?!
Saranghaeyo     : aku mencintaimu
Chingu              : teman / sahabat
Gwenchana       : baik-baik saja
Gomawo           : terima kasih
Chakkaman       : tunggu sebentar
Saengil chukkae : selamat ulang tahun
Mianhae             : maaf


So, how's the FF?
Hihihi. I hope you'll enjoy it. Jangan lupa download lagunya juga yaa.
Tears Are Falling by Shin Jae (49 Days Ost.)
Lagunya bisa di download disini

Adios! :)

Suka Suka (16 Juli 2011)

Sekarang mari berbicara tentang apa yang saya sukai. Hmm, banyak sekali sebenernya. Saya suka nyanyi, gambar, baca, bikin kerajinan tangan, de el el dan yang pasti suka tidur juga :p (yang terakhir gak usah dimasukin itungan deh hihi). Semua kesukaan saya itu rata-rata saya sukai karna awalnya saya melihat orang melakukannya.
Misalnya, ngeliat orang nyanyi dengan suara yang keren, saya ingin seperti mereka, punya suara yang bagus dan menyanyi di panggung mereka sendiri. Maka sejak saat itu saya menyukai bernyanyi.

Terus, saya ngeliat orang ngegambar, ato ngelukis, ato bikin komik, ato bikin karikatur.. saya begitu terpesonanya melihat hasil karya mereka. Maka sejak saat itu saya memutuskan untuk menggambar juga. Berusaha menggambar sebaik mereka, dan akhirnya mulai menyukai menggambar.

Di lain hari lagi saya ngeliat pertunjukkan teater, lalu saat itu saya juga ingin menjadi seorang aktris. Pemain teater yang bisa memainkan berbagai karakter dan tokoh. Membayangkan saya berada di atas panggung dan berakting seperti mereka membuat saya senang. Dan saya pun mulai menyukai dunia seni peran.

Begitu pula yang terjadi pada tari, kerajinan tangan, dan lain-lain yang (sedikitnya) saya bisa.. semua awalnya karna saya telah terlebih dulu melihat orang-orang berbakat yang mampu mengembangkan kemampuannya dengan sempurna. Sementara saya cuma setengah-setengah menjalankannya. Hehehe.
Yah, tapi setidaknya cukup baik daripada tidak melakukannya sama sekali :))

Dan kemarin, finally I did it again!! :D
Saya main drama lagi! Wuah, senang rasanya. Hehehe.
Yah, meski cuma drama dalam skup kecil dan hanya berdurasi 10menit, tapi saya cukup puas dengan hasilnya.
Seeemuanya, mulai dari penulisan skenario, rekaman, combine hasil rekaman, sutradara, kostum, sampe dekor, semua saya yang mengaturnya. Berasa jadi sutradara yang merangkap penulis naskah, wardrobe, backstage staff, sampe operator. Hehehe. Tapi saya senang sekali bisa melakukannya lagi.

Nah, inilah dia hasil karya saya yang dipentasin tanggal 15 July 2011. Drama pendek yang mengadopsi kisah Snow White and Seven Dwarfs, dilakukan di lingkungan kerja saya, dengan tema tentang masalah lembur.









SO, cekidot! (bisa dibuka gak yaa videonya :<)


NB:
Oh, my.. ini ternyata postingan lama yang membusuk di Draft dan belum sempet ke-publish >___<

Ya udah di publish sekarang gapapa kali yaaa. Hihihi.
Daann, videonya tetep aja nggak bisa diposting.
Ntar saya nyari cara deh biar videonya bisa keaplot. Huhuhu.



Selasa, 02 Agustus 2011

celoteh malem malem

Ah, betapa menyedihkan. Saya yang suka sok sibuk ini ternyata telah kehilangan banyak waktunya. Sampe gak sempet lagi buat nulis, menuangkan ide, ngeluarin unek-unek, ngelamun terus menjadikannya dialog-dialog fiktif yang biasanya selalu saya nikmati kemudian saat membacanya lagi. Meski gak ada publisitas, setidaknya saya senang membagi tulisan-tulisan saya dengan teman terdekat saya, lalu menikmati komentar mereka.

Kangennyaa..

Lalu malam ini, ketika saya membuka fanpage seseorang yang isinya adalah tulisan yang dia tulis. Mulai dari cerpen hingga pengalaman pribadinya, saya membulatkan tekad: saya harus menulis lagi. Meluangkan sedikit waktu untuk menumpahkan semua yang ada di kepala saya.

So, big thanks to Kucing Hitam :)

Ah ya,
anyway.. Happy fasting everyone! :D

Minggu, 17 Juli 2011

ulangtahunkeduapuluhempat



Ahha, long time no blog. Barusan buka-buka blog, ternyata udah hampir membusuk aja ini blog karna jarang ditulisin lagi. Hehehe.
Dan malem ini, di sela-sela ke(sok)sibukan saya, saya sempetin nulis lagi. Karna kangen juga nih, udah lama gak corat coret curhat apa aja di tulisan ini. :D

So, dari post terakhir 3 juni 2011 sampe sekarang 18 juli 2011, lumayan banyak yang udah saya lewatin. Salah satunya adalah, my special day: Birthday!!
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, hari ulang tahun adalah momen yang spesial buat saya. Hari dimana saya bisa mengevaluasi diri saya lagi. Udah berapa banyak yang saya dapet selama saya hidup, udah berapa banyak yang saya berikan buat hidup saya? Saya cukup merasa tercengang saat saya mengurangi tahun 2011 ini dengan tahun kelahiran saya. Waw! Ternyata saya sudah 24 tahun. Sudah tua juga rupanya T.T
Kalo boleh milih, saya pengennya usia saya berhenti aja di usia ini tapi waktu tetep berjalan, muda terus.. hehehe, tapi itu gak mungkin kaaan? Jadi, tanggal 27 juni 2011 kemarin pun saya bertanya-tanya pada diri saya sendiri: apa yang sudah saya berikan? Apa yang sudah saya dapat? Udah 24 tahun loooh, masa ga dapet apa-apa sih.
Hmm, tapi ternyata setelah membuka-buka lagi buku resolusi saya, memang masih sedikiiit sekali yang saya dapet dan saya beri. PRnya masih banyaaak, belum selesai-selesai.

Lagi memunguti lagi kepingan mimpi-mimpi. Sebenarnya tujuan hidup saya maunya ke arah mana?? Udah selama ini saya hidup, tapi masih aja saya duduk di persimpangan jalan, memandangi papan penunjuk arah, gak tau harus milih mana jalan yang paling baik buat saya. Harusnya di usia ini saya udah mantap, udah gak ragu lagi, udah tinggal menikmati apa yang saya mimpiin di masa-masa lalu. Hmm, tapi ternyata impian gak selalu bisa jadi kenyataan yah. Banyak belokan-belokan yang harus saya lewatin dulu sebelum nyampe ke tujuan. Tapi justru memang disitu serunya hidup kan? Kadang kita menemukan sesuatu yang lucu dalam hidup, yang sama sekali gak kita sangka-sangka. Yah, seperti quote yang sering banget saya baca: "Life is a big joke". Iya, hidup memang terkadang lucu. Saya sendiri aja terkadang menertawai kehidupan saya. Tapi, semua 'kelucuan' ini tentunya gak pernah lepas dari skenarionya Allah. Udah ada yang ngatur, kenapa kita harus berada di sini, di tempat ini, jam ini, situasi ini. Dan semuanya pasti ada alasannya, selalu ada hikmah. Hmm, meskipun memang terkadang kita ditempatkan pada situasi dan waktu yang sama sekali tidak kita inginkan.
Setelah belak belok ngalor ngidul, intinya adalah, pas ultah kemarin saya berucap syukur sama Allah, karena masih diberi kesempatan untuk hidup, untuk memperbaiki lagi masa-masa lalu yang saya pikir salah. Bangkit lagi dari kegagalan, tapi masih butuh bimbingan. Butuh temen buat nuntun saya ke mana jalan yang bener..

ultah di kantor :)

ultah di rumah :D
@karnivor cafe
@Roemah Keboen


Yap, I still need them. Saya butuh mereka untuk support saya. Baik kemarin, sekarang, dan sampai kapan pun juga saya akan tetap butuh mereka untuk terus ada di samping saya, support saya. :)
Jadi, seperti biasanya, doa saya di ultah kemarin adalah: Hanya meminta bahagia. Bahagia untuk mereka. Dan untuk saya juga tentunya. Hehehe. Dan pasti udah bisa menebak apa mimpi saya, harapan saya. Ya, seperti yang diimpikan oleh semua wanita di dunia ini, saya juga ingin melewati masa itu. Masa dimana saya akan merasa menjadi orang paling bahagia di dunia, mengenakan busana anggun warna putih, menggamit tangan orang yang paling disayang.. nah, udah pada bisa nebak kan? Jadi gak usah saya sebutin lagi ya :p
Amin amin, semoga tak lama lagi :)

Duh, masih banyak banget yang pengen saya tulis. Tapi ternyata jam di laptop udah menunjukkan pukul setengah 2 pagi. Saya harus tidur sekarang,kalo gak mau kesiangan ke kantor besok. Huhuhu, actually I hate doing this. T.T
Yah, tapi mau gimana lagi.. udah jadi kewajiban saya sekarang, untuk bekerja dan memenuhi kehidupan saya sendiri. Gak bisa terus selamanya bergantung sama orang lain, kan? Belajar. Pokoknya terus belajar dari hidup..
Seperti tag line iklan, Bikin hidup lebih hidup.
Ok, gnite! Besok sambung lagi (kalo gak males :p)

Jumat, 03 Juni 2011

guilty

Iya, saya memang gak sempurna. Banyaaaaaak banget kesalahan yang udah saya bikin. Terutama pada orang yang paling saya sayang di dunia ini: orang tua. Ah, hari ini saya membuat mereka kecewa lagi. Buat mereka marah lagi, sedih lagi..

Maaf ya Bu, Pih.. :(

Selasa, 17 Mei 2011

masa depan kamu dan aku

Malam ini, pas lagi merenung, tiba-tiba saya keinget sebuah percakapan beberapa bulan lalu di telepon sama si dia. Kita ngomongin masa depan kita, mimpi-mimpi kita.. Waktu itu saya masih belum lulus kuliah, masih berkutat dengan skripsi yang gak selese-selese. Masih bingung abis lulus nanti gimana.. Awalnya dia nanyain soal skripsi saya waktu itu. Lalu obrolan berlanjut ke hal-hal yang lebih serius. Kira-kira gini deh kutipan obrolannya.
Saya juga rada lupa-lupa inget..

Him : Yang, skripsi kamu gimana?
Me : Duh, jangan tanyain itu deh yang. Males nih ngerjainnya..
Him : Jangan gitu dong, sayang. Katanya pengen cepet-cepet lulus.
Me : Iyaaa.. tapi malesnya itu loh sayaang. Ngomonginnya aja udah males, apalagi ngerjainnya. =="
Him : Pokoknya harus dikerjain yaaa, kalo nggak aku ngambek.
Me : Iyaaa, dikerjain kok. Tapi nanti :p
Him : ...
Me : Iya iya sayaang, pasti aku kerjain kok.
Him : Janji ya? Hmm, terus abis lulus nanti rencana kamu gimana?
Giliran saya yang diem. Bingung mau jawab apa, karna saya juga ga tau harus gimana abis lulus nanti.
Me : Mmm, masih belum tau. Aku bingung banget harus gimana.
Curhatlah saya panjang lebar tentang kebingungan saya. Dan dia mendengarkan.
Me : Aku sih pengennya kuliah S2 di Jepang dulu, yang. Abis itu baru deh kerja.. Udah gitu, nikah deh. Hehehe.
Him : Hayooo nikah sama siapa?
Me : Mmm, sama siapa ya? Sama kamu aja deh :p
Him : Hahahahahahaha. (dia lama ketawa, terus diem). Iya sayang, aku juga mau nikah sama kamu..
Me : Kamu mau nikah sama aku? (kaget)
Him : Mau dong.
Me : Hihihihi.
Him : Ya udah, nanti gini aja.. kamu kuliah S2 dulu aja di Jepang, aku bakal nungguin kamu. Kamu kuliah disana, aku disini kerja ngumpulin duit yang banyaaak. 2 tahun kan ya?
Me : 2 taun lama banget yaang :((
Him : Gak apa-apa. Kan biar aku bisa nabung yang banyak. Nanti kalo udah 2 taun, kamu pulang ke Indonesia, aku langsung lamar kamu. Terus.. kita nikah deh.
Me : ...
(terharu) Saat itu saya pengen banget nangis karna bahagia.
Me : Kamu janji?
Him : Iya sayang, aku janji. Mudah-mudahan Allah ngejodohin kita ya sayang. Biar kita bisa ngewujudin mimpi kita sama-sama.
Me : Amiiiiiiin.
Ah, sayaaang.. aku jadi pengen nangis nih..
Him : Loh, kok nangis sih?
Me : Uuuuuh, kamu sih!
Him : Hahahahahahaha.

Ah,
Indahnya saat-saat itu. Malam itu setelah menutup teleponnya, saya tertidur sambil tak bisa berhenti tersenyum. Bahagia.

Minggu, 15 Mei 2011

Tentang Mimpi-Mimpi

foto ini waktu saya di Singapore,
ngelamun ngeliatin hotel. Ehehe :p
*one of my dreams comes true :)*

Tadi malam, seperti kebiasaan saya di hari-hari sebelumnya, saya browsing di facebook, ngebuka profil-profil temen-temen yang muncul di news feed, yang nantinya akan membawa saya membuka banyak profil yang lain bahkan sampai temennya temen dari temennya temen, yang tanpa disadari, ternyata punya hubungan juga dengan saya, meskipun samar. Kegiatan membuka-buka profil itu sudah menjadi salah satu hobi saya sekarang. Karena dari sana, saya bisa tau, si A itu temennya si C, temenan juga sama si D, bahkan sampe si Z. Ato si G ini ternyata pernah pacaran sama si K, eh si Knya ternyata sekarang pacaran sama si L, dan sebagainya dan sebagainya. Saya juga suka berlama-lama membaca satu persatu status mereka, mengikuti kegiatan mereka sehari-hari. Ato bertakjub-takjub dengan membuka-buka album foto mereka. Melihat tempat-tempat mana saja yang pernah mereka kunjungi, melihat bersama siapa saja mereka dalam foto itu, pada momen seperti apa saja mereka di foto itu.

Ah, rasanya menyenangkan sekali bisa mengetahui sisi-sisi lain dari teman-teman saya melalui profil-profil mereka itu. Saya seperti dibawa ke dalam hidup mereka, dan menikmati juga apa-apa saja yang mereka rasakan. Merasa bahagia saat membaca status mereka sedang liburan di tempat A, merasakan hal yang sama saat mereka membuat status yang tepat sasaran dengan yang sedang saya rasakan, tersenyum melihat foto-foto mereka dengan orang terkasih, saat wisuda, saat liburan, saat pernikahan, atau saat berulang tahun, dan bahkan terkadang merasa iri saat melihat foto-foto mereka di tempat-tempat yang ingin saya kunjungi. Paris, misalnya. Singapore, misalnya (ah, tapi syukurlah mimpi saya yang satu itu udah bisa terwujud. hehehe ^^). Saat 'berpetualang' menjelajahi profil-profil mereka itu saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam sampe lupa waktu. :p
Pernah ditanya juga sama temen, "Ngapain sih lo buka-bukain profil orang mulu? Rajin bener lagi dibacain atu-atu, diliatin foto-fotonya.." Saya nyengir aja. Abis emang suka sih. :D

Nah, tadi malam pas saya sedang menjalankan ritual itu, saya nemuin profil seorang tunangan temen saya di kantor. Subhanallah, dia cantik, berjilbab, idungnya mancung (ahaha, yang terakhir kayaknya ga penting :P)
Saya lebih terpesona lagi waktu ngeliat foto-fotonya, wow, sejak november 2010 ternyata dia tinggal di PARIS!! Trus ada foto-foto dia yang lain, di Singapore, Bali, dan tempat-tempat lain di Eropa. Huhuhuhu.. saya iri T_____T
Dan hal itu jadi menyadarkan saya akan satu hal, "Ah, ternyata banyak sekali mimpi saya yang harus saya wujudkan"
Mengunjungi Paris, salah satunya. Menginjak Jepang. Berkunjung ke rumah Allah, Ka'bah (yang ini harusnya lebih prioritas sih, tapi saya taro di posisi 3 gak papa kan? Hehe). Ngelanjutin S2. Membuka lembaga pendidikan. Punya restoran sendiri. Menikah dengan orang yang tepat. Dan masih banyak lagi dan masih banyak lagi. Kalo ditulis disini kebanyakan kayaknya. :p

Saya sudah mengikuti saran yang dibilang oleh seorang motivator, "Tulis 100 mimpimu dalam selembar kertas!! Lalu coretlah satu persatu ketika kamu sudah berhasil mencapainya! Lalu suatu saat nanti kamu akan menemukan, di selembar kertas itu yang tertinggal hanyalah coretan-coretan!"
Saya mengeceknya tadi malam, dan ternyata.. masih banyak sekali deretan mimpi-mimpi yang belum saya coret.
Mencapai 25%-nya pun sepertinya belum. Masih banyak sekali PR saya. :(

pura-pura merenung :p


Dua bulan lalu, saya sempet down, karna dihadapkan pada 2 pilihan yang sulit. S2 ato kerja? Saya keburu daftar S2 di UPI waktu itu, karna beranggapan kontrak harian saya di tempat saya kerja gak akan diperpanjang. Tapi ternyata diperpanjang sampe 6 bulan. Bingung, dilema harus milih yang mana. Ibu pengennya saya kerja dulu, biar dapet pengalaman, kuliah bisa nanti lagi. Ibu sampe gak bisa tidur, sampe keliatan khawatir tiap kali saya pamitan mau pergi kerja. Sementara papa, pengennya saya S2 dulu. Sementara saya? Saya sebenarnya pengen lanjut kuliah dulu, karna jujur aja waktu itu males banget kerja. Hahaha. Lagian saya udah punya rencana bikin bimbel bareng temen-temen, rencana yang udah 75% mateng. Tapi akhirnya, setelah melewati pergolakan batin (cailah!), setelah istikharah, dan demi membuat ibu saya tersenyum, saya akhirnya melanjutkan kontrak di tempat saya bekerja.
Dan dengan amat sangat terpaksa ikhlas melepas S2. Padahal itu biaya formulir lumayan bisa buat jajan sebulan :((
Bukan bermaksud untuk membuang mimpi, cuma menyimpannya dulu dalam kotak. Sampai suatu saat nanti ada waktu yang tepat untuk membukanya lagi. Saya hanya perlu bersabar. :)

Selalu ada hikmah di balik semuanya, kan? Yah, meskipun berat tapi sekarang setelah saya bekerja saya jadi belajar sekali banyak hal. Misalnya jadi kepaksa rajin bangun pagi, mengenal berbagai karakter orang, mempelajari banyak sekali hal yang tidak pernah saya temukan sebelumnya.

So, thanks God. For give me all of this momment in my life. Semoga semua yang saya lalui ini bisa membuat saya semakin menguatkan tekad, untuk mengejar lagi satu-persatu mimpi saya.
Dan semoga, tak lama lagi, list mimpi saya hanya akan penuh oleh coretan-coretan. Amin!

Sabtu, 07 Mei 2011

hurt

ah, seharusnya aku udah tau dari awal,
kalau ternyata gak pernah ada cinta dari kamu buat aku.
karna hanya aku aja yang merasa kayak gini.
makasih sayang, karna udah bikin aku merasakan sakit ini :)

Sabtu, 02 April 2011

hiya April!

Beberapa menit yang lalu saya melirik kalender saya, dan baru tersadar: wow! udah april!! .
Tadinya saya ingin nulis di blog tentang apa aja yang udah saya dapetin di bulan Maret. Apa-apa yang pengen saya syukuri di bulan kemarin. Telat deh keburu april :(
Yah, tapi kan nggak pernah ada kata terlambat..

Jadi, maret 2011 kemarin itu adalah bulan yang spesial banget buat saya. Dan saya harus banyak-banyak bersyukur atas apa yang udah saya dapetin itu.
Pertama, alhamdulillah saya diterima kerja dan bisa membuat ibu dan papih saya tersenyum, meski waktu itu saya masih diterima sebagai karyawan harian di PT Daya Adira Mustika, main dealer sepeda motor Honda Jawa Barat.

Kedua, akhirnya saya bisa mengeluarkan kaki saya dari pulau Jawa dan menginjakkannya di Singapore!
Senangnyaaaa, mimpi saya untuk bisa jalan-jalan di luar negeri terwujud juga. :D

Orchad Road - Singapore
Foto-foto lainnya nanti saya aplot di postingan berikutnya aja yaa.. :p

Ketiga, papa akhirnya setuju saya melanjutkan kuliah S2. Girangnya bukan kepalang. Satu lagi mimpi saya bakal terwujud :)

Saya berterima kasih sekali pada Allah, karna kalau bukan karnaNya, semuanya gak mungkin terjadi kan.

So, thanks March. And welcome April! :)

Rabu, 23 Maret 2011

menjemput 24


Jujur aja, ada waswas, deg-degan terus menjelang pergantian umur. Yaa ultah saya emang masih jauh sih, bulan Juni. Tapi tetep aja, tahun ini usia saya akan menginjak 24. Hampir seperempat abad. Lalu saya akan bertanya pada diri saya sendiri: apa yang udah kamu dapet selama 24 tahun ini?? Saya akan menjawab: ... *hening*

Menurut saya, usia 24 adalah usia yang labil, terutama bagi orang-orang yang belum bisa menentukan arah masa depannya kemana. Sementara orangorang lain sudah mulai menapaki jenjang hidup yang baru; menikah, meniti karir, berbisnis.. dansebagainya dansebagainya, sementara si 24years old ini masih bingung harus mengambil jalan yang mana. Ya, contohnya saya sendiri. Labil, gamang, bingung. Lirik kanan kiri, temen-temen saya banyak yang berencana, menjelang, atau bahkan sudah menikah. Di sisi sebelah lain, teman-teman udah berkarir bagus, ato berbisnis sukses. Sebagian lain melanjutkan kuliah di luar negeri atau mengambil master. Sementara saya, masih duduk di persimpangan jalan, memandangi papan penunjuk jalan yang bersalingsilang, bingung mau mengambil arah yang mana. Dan masih bertanya-tanya pada diri saya sendiri, kenapa saya salah ambil jurusan waktu kuliah dulu. =(

Bukannya ingin mengeluh atau apa, hanya saja selalu terlintas di benak saya, kenapa saya nggak bisa seperti mereka?? Bisa menentukan masa depan mereka sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Kemana aja saya selama 5 tahun ini??
Rasanya ada yang hilang. Saya seperti sedang memasuki timeskip, sama sekali nggak ngerasain waktu 5 tahun itu, tautau saya terbangun di tahun 2011, di usia yang mendekati seperempat abad.

Di masa-masa labil saya, masa dimana saya bingung menentukan masa depan, jobless, jomblo (hehehe :p), dan bokek, saya jadi lebih emosional. Menanggapi segala sesuatu dengan keras, gampang tersinggung oleh hal-hal kecil, sensitif, dan gampang sekali stress. Alhasil, tumbuhlah jerawat =.= (Loh??).

Berita sedihnya, hal itu juga sepertinya terjadi pada sahabat-sahabat tersayang saya. Mereka jadi keras, emosional, sensitif. Bahkan kayaknya semua candaan juga dianggap serius. Sampe-sampe kita jadi jarang ketawa bareng lagi.
Konflik-konflik kecil juga mulai muncul. Kita yang kejauh karna kesibukan masing-masing, akhirnya jadi makin menjauh.

Apa semua orang yang akan menginjak usia mapan itu pernah mengalami fase ini?? Fase dimana kamu akan kehilangan sahabat-sahabat terdekat kamu karena rutinitas yang mencekik, masa dimana kamu bener-bener ngerasa sendirian karena ngga ada lagi temen yang bisa diajak sharing, ngetawain hal-hal sepele, begadang semaleman cuma buat ngegosip, nonton dvd bareng, ato sekedar tukeran kabar via sms. Kalo udah kayak gini, waktu ketemuan yang mepet banget di sela-sela kesibukan rasanya berhargaaaa banget. Sampe-sampe saya rasanya pengen memperpanjang waktu 1hari jadi 48 jam, karna 24 jam rasanya nggak cukup untuk mengganti waktu yang hilang di harihari sebelumnya. Banyaaaak banget cerita yang pengen dibagi, banyaaak banget unek-unek yang pengen dikeluarin, banyak hal yang pengen diketawain bareng-bareng. Satu hari rasanya nggak cukup. :(

Lalu besoknya, ketika saya kembali ke rutinitas, saya akan kembali merasa kesepian.

I miss you, dear besties. Kangen banget masa-masa kebersamaan itu.
Saya tau, kita semua lagi berada di posisi yang sama. Sama-sama sedang labil, mungkin, seperti yang sedang saya rasa sekarang. Tapi bukan berarti kita jadi kehilangan tawa, kan?? Bukan berarti kita harus kehilangan masa-masa konyol, gila, bahagia, yang dulu pernah kita rasain sama-sama.
Kita menyebut kita sebagai sahabat. Jadi seharusnya kita bisa saling mengerti, kan??
Bukankah sahabat itu seharusnya saling mengerti?? Saling memahami??
Usia kita udah nggak muda lagi, teman. Seharusnya kita bisa lebih bersikap dewasa. Nggak lagi emosional.

Saya pun masih berusaha dan belajar untuk menjadi dewasa. Ya ya ya, mungkin selama ini saya terlalu sibuk mengurusi hati saya sendiri, sampai-sampai nggak peka, nggak paham sama kondisi sahabat saya sendiri. Makanya saya sedang belajar menata hati. Dan untuk itu, saya nggak bisa sendirian. Saya butuh kalian. Saya butuh teman-teman yang menyupport saya, membuat saya tertawa, dan menyemangati saya. Dan saya pun, akan berusaha melakukan yang terbaik buat kalian.

When I miss you gals :(
Jogja, Juni 2009


Braga



Ah, rasanya momen seperti ini sekarang langka sekali :(
Hey teman, kita jemput 24 ini bareng-bareng lagi yah.. :)

Jumat, 18 Maret 2011

feeling's changed

kenapa hati kamu gampang banget berubah?

sementara punyaku nggak segampang itu..

apalagi setelah semua yang terjadi..


karna aku cuma punya satu hati.

dan hati itu udah aku kasih buat kamu semua :(

Sabtu, 05 Maret 2011

pulang

Saya keluar dari bank itu pastinya dengan penuh rasa kecewa. Kaki lemes juga karna ternyata perjuangan saya jauh-jauh dari rumah cuma berakhir kayak gini aja. Inget perjuangan Ibu, papah, sama ade saya juga yang rela muter-muter buat nyariin saya travel buat ke Jakarta, terutama papa yang rela nganter jauh-jauh ke Cihampelas nganterin saya ke travel sampe harus telat ngantor. Saya udah bikin kecewa mereka. Berat banget deh rasanya waktu harus sms ibu sama papah ngabarin kalo ternyata saya nggak lolos. Tapi yaa mau gimana lagi, mungkin belum rizkinya disana.

Ya sudah, akhirnya saya langsung pulang. Di depan bank saya langsung nyetop taksi, minta dianter ke Stasiun Gambir. Pulang ke Bandung pake kereta emang udah jadi rencana awal saya. Saya emang sukaaa banget naik kereta. Nyaman aja gitu duduk di dalem kereta, apalagi duduk di jendela. Saya jadi bisa merenung macam-macam sambil dengerin lagu.

Stasiun Gambir

Nah, disini nih saya baru inget buat foto-foto. Soalnya perjalanan saya ke Jakarta ini termasuk yang paling kilat, masa iya nggak ada jejaknya sama sekali. Sambil malu-malu en diem-diem juga saya foto deh stasiun Gambir yang siang itu ternyata sepiiiiiiiiiiii sekali.
Kalo kata papa, katanya sekarang orang-orang lebih milih naek travel daripada kereta. Makanya kereta jadi sepi. Humm, padahal kalo naik kereta lebih enak kalo kata saya. Bebas maceeeeeeet!!

entah kenapa, Gambir siang itu sepiiiiiiiiii banget

tangganya juga sepi, jarang orang lalu lalang

Saya menikmati banget perjalanan kereta hari itu. Dan saya jadi banyak berpikir tentang masa depan saya, tentang masa lalu saya, tentang hati saya, tentang semuaanyaaaa. Ini bukan akhir jalan saya, masih banyak yang harus saya pikirin ke depannya. Kegagalan hari ini, akan jadi kesuksesan di masa yang akan datang, kan? Jadi ya saya simpan semua rasa kecewa saya hari itu untuk saya jadikan kekuatan ke depannya.

Monas,
yang saya foto dari dalem kereta

Laluuu,
setiap kali saya melamun, pasti pikiran saya akan kembali terbang sama sosok seseorang. Yah, siapa lagi kalo bukan 'dia'. Lelakiku. Yang sampe detik saya nulis ini pun bayangannya masih menari-nari di kepala saya. Dan tiap kali ngedenger namanya, hati saya masih ngilu. Sebelum kereta berangkat, saya mandangin monas di luar jendela kereta sambil mikir, jarak saya sama dia sudah hampir sedekat ini, saya di sisi monas sini, dan dia di sisi monas yang berlawanan dengan saya. Kalau aja memungkinkan, pengen banget saya lari ke sisi monas dimana dia berada, lompat ke pelukannya, terus bilang kalo saya sayang banget sama dia.
Tapi, nyatanya saya udah duduk di dalem kereta ini, dan tinggal beberapa menit lagi akan berangkat ninggalin monas, tempat yang saya jadikan tanda seberapa dekatnya jarak saya dengan dia.

Tapi kalaupun saat itu saya nggak berada di dalem kereta dan punya kesempatan untuk lari ke tempat dia, apa dia mau menyambut pelukan saya??
Nggak tau. Saya nggak tau apa jawabannya...

Lalu perlahan-lahan kereta berangkat.
Goodbye Jakarta.
Bye honey.
Saya pulang.

Saat kereta mulai berjalan pun saya masih berharap dia ada di luar jendela, berlari-lari mengejar kereta untuk menghentikan saya. Tapi nyatanya di luar sana cuma ada orang-orang yang duduk membaca koran, menunggu kereta selanjutnya. Nggak ada sosok dia.
Cerita-cerita kayak gitu cuman ada di sinetron-sinetron ato roman picisan.
Ah.

p.s.
I'm still here, honey. Hard to forget you. Can't to move forward because I'm waiting for you.

*saat ini dari winamp saya mengalun lagu Fixing a broken heart - Indecent Obsessions